Jihadnya Seorang Perempuan

“Assalamu’alaikum 😊”

Pembahasan kali ini, saya dapatkan dari percakapan bermanfaat antara saya dan ibu saya. Semoga mampu menginspirasi.

Pernahkah ukhti semua berpikir tentang mengapa kita harus ditakdirkan menjadi seorang perempuan dan bukan laki-laki?

Terkadang diri ini merasa begitu memikirkan dan menghitung berapa banyak keuntungan dan kerugian menjadi seorang perempuan.

Bahkan, setelah menikah, terkadang suka sekali mengeluh tentang banyak hal. Terutama rasa sakit. Sadar atau tidak, tapi perempuan akan selalu mengalah, khawatir berakhir dengan pertengkaran yang hebat.

Sebagai perempuan, saya khususnya lebih memilih mengalah dan diam. Namun, hati ini berkata lain, dan justru begitu membenci akan sebuah kata mengalah dan justru menyalahkan takdir.

Hingga akhirnya saya tersadar akan kalimat ibu saya suatu hari ketika saya mengeluh tentang pasangan saya.

“Jadi perempuan mah sakit terus, mi. Udah pas malem pertama sakit, hamil juga sakit, melahirkan sakit, terus ngurus anak juga kalau enggak bener diomelin, sakit juga. Sakit semua!” Aku bercerita tentang takdir wanita padanya.

“Itulah jihad kita. Perempuan itu jihadnya di situ. Semua adalah jihad kita. Dari hamil, melahirkan sampai mendidik anak kita menjadi anak-anak yang sholeh. Capek dan sakit memang, tapi kan itu takdir kita yang justru berhadiah jihad jika kita ikhlas.”

Dari kalimat itu, saya berhenti menyalahkan takdir dan mulai menikmati dengan keadaan yang sedang terjadi.

Sudah banyak ungkapan seperti yang ibu saya katakan, namun semua terasa berbeda ketika petuah itu datang dari wanita yang sudah memberikan banyak cinta untuk saya. Semua ungkapan itu terasa masuk ke dalam hati saya.

Uhibbuki fillah, Umii

Boleh kritik sarannya juga ya, ukhti…

Komentar

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai